Pura Mangkunegaran: Istana Cantik Nan Asri di Tengah Kota Solo

Hai teman-teman

Beberapa hari yang lalu, saya berkesempatan untuk mengunjungi salah satu tempat wisata yang indah di Kota Solo ini. Kalau kalian menyimak Instagram Stories saya lalu, kalian pasti sudah tahu saya ke mana. Ya, Pura Mangkunegaran, istana kediaman Adipati Mangkunegara yang akhir-akhir ini juga terkenal di media sosial. Yuk kita simak!

PENJELASAN

Pura Mangkunegaran adalah istana dari Praja atau Kadipaten Mangkunegaran dan kediaman resmi dari para Adipati Mangkunegara yang saat ini dipimpin oleh KGPAA Mangkunegara X beserta keluarganya. Pura Mangkunegaran ini merupakan salah satu dari dua istana yang ada di Kota Solo, salah satunya lagi bernama Kraton Surakarta. Pura ini berdiri semenjak 1757 dengan gaya arsitektur Jawa dengan sedikit sentuhan Eropa yang bisa terlihat pada ornamen yang ada. Kurang lebih mirip seperti Kraton Yogyakarta dan Surakarta, hanya saja tanpa alun-alun lor dan kidul.

Pura Mangkunegaran sendiri berlokasi di Jl. Ronggowarsito, Keprabon, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57131. Di selatan Pura Mangkunegaran terdapat Pasar Triwindu dan Ngarsopuro yang terkenal dengan barang antiknya.

Bendera
Lambang


SISTEMATIKA SAAT DI DALAM

Ada beberapa aturan yang harus ditaati sebelum masuk ke dalam Pura Mangkunegaran, yaitu:

  1. Menggunakan baju yang sopan dan tidak terbuka (untuk yang sudah telanjur datang dengan pakaian terbuka akan diberikan selendang).
  2. Tur di dalam akan dipimpin oleh tour guide dan kita harus menaati tour guide saat tur sedang berlangsung.
  3. Mendaftarkan diri sebelum masuk.
  4. Melepas sepatu atau sandal saat di Pendopo Ageng, Paringgitan, dan Ndalem Ageng.
  5. Penggunaan tripod dan monopod (tongsis) tidak diizinkan.
  6. Ada beberapa zona di mana kita tidak boleh memotret ruangan tersebut.
  7. Jangan asal sentuh benda-benda yang ada di dalam dan juga wajib berlaku selaku tamu yang datang ke rumah orang.
Untuk operasional pura sendiri menurut akun Instagram resmi @puromangkunegaran sebagai berikut.
  1. Senin, Selasa, Rabu, Jumat, Sabtu, Minggu: 09.00-15.00
  2. Senin Wage & Kamis: 09.00-14.00
  3. Libur: hari libur nasional / tanggal merah


BIAYA MASUK

Untuk tarif masuk ke sini dikenakan Rp20.000 untuk WNI dan Rp40.000 untuk WNA. Dan pada saat masuk juga sudah dapat fasilitas tour guide (untuk tour guide bayar seikhlasnya namun sewajarnya). 

ATRAKSI DAN DI SEKITAR
Pura Mangkunegaran sendiri aktif menggelar atraksi di sekitar pura. Selain upacara adat seperti penobatan atau ulang tahun penobatan, ada rangkaian acara seperti pentas drama, konser musik, lomba lari, dsb. Hal ini untuk memperkenalkan lebih dekat Mangkunegaran ke masyarakat, khususnya ke generasi muda. Lalu, Praja Mangkunegaran sendiri juga aktif melakukan misi memperkenalkan budaya Jawa, khususnya gaya Mangkunegaran ke luar negeri seperti ke Malaysia, Australia, dsb.
Sementara itu, di sekitar wilayah Pura Mangkunegaran ada tempat yang baru saja direnovasi yakni Pracima Tuin atau Taman Pracima. Taman bergaya Jawa-Eropa ini memiliki tanaman yang cantik di halamannya dan juga menyediakan sajian menu yang dapat Anda makan (fine dining, reservasi dapat dilakukan melalui nomor WhatsApp resmi Pracima Tuin). Lalu ada juga Masjid Al-Wustho Mangkunegaran.

REVIEW
Secara keseluruhan, sesuai yang sudah saya jelaskan di Instagram Stories, kompleks bangunan Pura Mangkunegaran ini semua tertata rapi dan terawat. Perpaduan budaya Jawa, Eropa, Tiongkok, dan bangsa lain ada di sini. Koleksinya pun terawat dan lengkap juga. Mulai dari peninggalan dari Mangkunegaran itu sendiri, peninggalan zaman Hindu-Buddha, hadiah dari kerajaan Nusantara lain, dan bahkan hadiah dan medali dari negara-negara Eropa pun ada.
Berikut review dari beberapa pengguna Google Maps:
  1. "Mengunjungi Museum Pura Mangkunegaran karena penasaran sejak lokasi ini digunakan sebagai venue utama resepsi pernikahan putra Presiden. Lokasinya sendiri di tengah kota Solo sehingga mudah diakses dengan transportasi umum seperti ojol atau Batik Solo Trans. Saat kedatangan saya pada Minggu (22/1), lapangan di halaman depan Pura baru saja digunakan acara jalan santai yang menyebabkan area dekat gerbang masuknya cukup kotor. Untuk masuk ke area museum, pengunjung diwajibkan membayar tiket sebesar Rp20.000/pengunjung. Pengunjung juga diwajibkan untuk didampingi guide saat memasuki area indoor ruangan dengan fee/tip seikhlasnya. Namun jika tidak, pengunjung hanya bisa mengakses area pendopo utama, selasar, dan taman depan pendopo. Kebetulan saya tidak sempat berkeliling sehingga hanya stay di selasar dekat loket. Pengunjung diharuskan berpakaian sopan saat berkeliling, apabila mengenakan celana/rok pendek, diminta untuk menutupnya dengan kain batik yang disediakan pengelola. Sebetulnya saya juga ingin mengunjungi Taman Pracima Tuin yang barusan diresmikan Menteri BUMN di hari sebelumnya. Sayang lokasi tersebut belum bisa diakses umum dan akan dibuka secara bertahap dengan sistem reservasi. So far, saya kurang puas dengan kunjungan ke Pura ini dan berharap bisa kembali dan explore setiap sudut dan mendengarkan cerita sejarahnya secara lengkap dari guide. Untuk keramahan staff dan kebersihan tempat saya berikan bintang 5, namun untuk harga tiket, saya merasa sedikit overrated semoga bisa dipertimbangkan lagi dengan harga sekian bisa sebanding dengan experience yang diharapkan diperoleh oleh pengunjung. Saya membuat review dalam bentuk video di TikTok @taxveller." (Ika Hapsari, 4/5)
  2. "Tempat yang bagus dan disarankan menunggu pendamping. Tiket masuk Rp20.000/orang. Parkiran luas, bisa beli perawatan tubuh seperti lulur, bedak dingin, masker, harga Rp25.000/bungkus. Minyak lawang Rp40.000/botol kecil. Kalau mau murah beli di online kalau mau memberikan apresiasi untuk pekerja di sana mending beli di puranya. Kalau mau menari diajarkan bayar Rp100.000/orang. Pendamping 1 orang untuk 1 grup atau waktu saya ke sana digabung 2 keluarga sekitar 15 orang. Dijelaskan detail oleh pendampingnya, dan jika beruntung kita bisa masuk ke dalam museumnya yang tidak boleh ambil foto. Ada dari koteka raja sampai mahkota putri/pangeran lengkap penjelasannya minimal puasa 3 hari dan harus masih suci. Sempat foto marmer yang katanya impor dari Italia warnanya masih putih karena kena banjir tahun 1966 marmernya berubah jadi warna agak kecoklatan. Waktu saya datang area yang dibuka hanya area keputren karena keluarga kerajaan lagi ada di area kesatrian. Tempat yang bagus untuk menambah wawasan." (Rina Rusdiana, 5/5)
  3. "Memasuki tempat ini perlu terlebih dahulu membeli tiket seharga Rp 20.000/orang (belum termasuk biaya untuk guide yang sistem bayarnya seikhlasnya). Akses masuk kendaraan pengunjung dari gapura depan ya. Selain membeli tiket, pengunjung juga mengisi buku tamu terlebih dahulu. Terkait kunjungan ke Pura Mangkunegaran, harus didampingi oleh guide. Guide sendiri akan menjelaskan secara rinci terkait benda-benda yang ada di Pura Mangkunegaran. Diawali dari bagian depan, yakni pendopo, tempatnya cukup luas walaupun sebagian sisi diisi alat-alat musik. Lanjut ke bagian museum, pengunjung tidak diperbolehkan memotret suasana ataupun benda-benda yg ada di dalamnya. Oh iya, selama naik lantai pendopo dan lanjut ke bagian museum, alas kaki pengunjung wajib untuk dilepas (disediakan tas sebagai wadahnya). Baru setelah keluar museum dan meneruskan perjalanan selanjutnya, bisa dipakai lagi alas kakinya. Sangat worth it untuk dikunjungi bagi yang menyukai atau tertarik mempelajari sejarah. Pelayanan dari guide pun sangat memuaskan dan tentunya ramah sekali." (Krismona Dewi Arini, 5/5)
GALERI

Sekian pembahasan saya mengenai Pura Mangkunegaran yang baru saja saya kunjungi beberapa hari yang lalu. Terima kasih atas jamuan dan ilmu yang telah diberikan oleh tour guidenya. Besok kita bahas apa ya? Kita tunggu saja. Terima kasih sudah membaca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar